PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWAKELAS
IXH SMP NEGERI 2 SEMARAPURA
Oleh :
Ni Nyoman Sri Aryawati
SMPN 2 Semarapura Jln. Dewi Sartika No. 7 Semarapura
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2
Semarapura di Kelas IXH yang kemampuan siswanya untuk mata pelajaran IPS masih
rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
apakah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Metode pengumpulan datanya adalah tes prestasi belajar. Metode
analisis datanya adalah deskriptif untuk
data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diskusi partisipatif
dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat 76,50 % untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik 80,00 % untuk prestasi belajar. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Contextual Teaching And
Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar.
Kata Kunci : Contextual Teaching and learning;Prestasi belajar
Abstract
This research was conducted in the Junior High School in the Class 2 Semarapura IXH is the ability of students for social studies is still low. The purpose of writing this classroom action research was to determine whether the learning model Contextual Teaching And Learning can improve student achievement. Data collection method is a test of learning achievement. Methods of data analysis is descriptive to quantitative data. The results obtained from this research is a participatory discussion to improve student achievement. This is evident from the results obtained in the first cycle increased by 76.50% for the learning achievement. From Cycle I to Cycle II rose 80.00% to learning achievement. Conclusion of this research is a model of learning Contextual Teaching And Learning can increase learning achievement.
This research was conducted in the Junior High School in the Class 2 Semarapura IXH is the ability of students for social studies is still low. The purpose of writing this classroom action research was to determine whether the learning model Contextual Teaching And Learning can improve student achievement. Data collection method is a test of learning achievement. Methods of data analysis is descriptive to quantitative data. The results obtained from this research is a participatory discussion to improve student achievement. This is evident from the results obtained in the first cycle increased by 76.50% for the learning achievement. From Cycle I to Cycle II rose 80.00% to learning achievement. Conclusion of this research is a model of learning Contextual Teaching And Learning can increase learning achievement.
Keywords: Contextual Teaching and learning; learning achievements
Pendahuluan
Cara guru mengajar pada masa sekarang
adalah merubah pengajaran menjadi pembelajaran. Cara guru mengajar masih
mendominasi (Permendiknas No. 41 tahun
2007 tentang Standar Proses). Kondisi yang ada di lapangan adalah
ketidakmampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan strategi-strategi,
teknik-teknik baru, kemalasan guru, pengajaran masih konvensional, banyak
berceramah. Disamping hal-hal tersebut, siswa-siswa sekarang juga jarang mau belajar. Untuk mengatasi
hal-hal ini maka guru semestinya mampu merencanakan dengan baik, mampu melaksanakan.,
dan mampu menerapkan dan menggunakan model-model baru, sesuai kemajuan jaman
dan teknologi, mampu menggunakan model-model pembelajaran baru, mampu
menggunakan teknologi baru, menguasai keterampilan-keterampilan tertentu, teknik-teknik,
metode-metode ajar dan teori-teori belajar.
Kebiasaan-kebiasaan guru mengajar tanpa
membuat persiapan yang baik menjadi kendala bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia. Banyak guru mengajar tanpa membawa persiapan sama sekali.
Praktek-praktek pendidikan semacam ini terus berlangsung lama bahkan sampai
sekarang.
Keterampilan yang mesti dikuasai guru
dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)
keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4)
keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6)
keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai
dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan
proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir siswa
yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru
(I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30).
Bertitik tolak dari uraian di atas
dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa seperti penguasaan metode-metode ajar; penguasaan model-model
pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar; penguasaan teknik-teknik
tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan mata pelajaran. Bila guru
betul betul menguasai tehnik tentang hal hal yang di yakini. Namun kenyataannya
bahwa prestasi belajar siswa kelas IXH. di semester I tahun pelajaran 2016/2017
baru mencapai nilai di bawah KKM dan untuk untuk prestasi belajar baru mencapai
rata-rata 60,67. Dari rata-rata tersebut, ada 6 siswa memperoleh nilai 78 atau
lebih atau 23 %, siswa memperoleh nilai 40 sampai 75 ada 23 siswa atau 77% siswa memperoleh nilai jauh
dari KKM yang dipersyaratkan pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Semarapura
Melihat kesenjangan antara
harapan-harapan yang telah disampaikan dengan kenyataan lapangan sangat jauh
berbeda, agar masalah ini tidak berlarut-larut dan segera dapat dipecahkan dalam
upaya memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran IPS, sangat
perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching And Learning. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting dan
mendesak untuk dilaksanakan. Hasil ini sesuai dengan harapan Depdiknas (2011:
20) yang menyatakan bahwa dalam menulis
latar belakang, masalah yang diteliti merupakan suatu masalah penting dan
mendesak untuk dipecahkan.
Pada penelitian
ini diharapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IXH SMP Negeri 2 Semarapura. Dan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan model pembelajaran CTL. Pemecahan
masalah merupakan uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah (Depdiknas, 2011: 20). Model pembelajaran Contextual Teaching And
Learning merupakan salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya
meningkatan mutu pembelajaran upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning mempunyai langkah-langkah yang mendorong keaktifan siswa dalam
belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa untuk siap tampil
dihadapan teman-temannya. Model Contextual Teaching And Learning ini mampu
merangsang siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menuntut
persiapan yang sangat matang, menuntut kemampuan yang matang dalam presentasi,
menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar dapat mempersiapkan
tampilan yang diharapkan, menuntut sebab akibat dari pelaksanaan diskusi. Siswa
akan menjadi aktif akibat diberikan giliran untuk berbicara di depan
teman-temannya, yang sudah pasti akan menimbulkan tuntutan-tuntutan kemampuan
yang tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan.
Dari uraian
singkat ini jelas bahwa model pembelajaran Contextual Teaching And Learning
menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang disampaikan guru,
mampu menampilkan dirinya di depan siswa-siswa yang lain. Dipihak lain, untuk
dapat menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat
menentukan. Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-motivasi,
interpretasi serta kemampuan implementasi yang tinggi. Cara inilah yang dapat
digunakan sebagai dasar pemecahan masalah yang ada.
Bertitik tolak dari uraian dan pendapat
para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL sebagai
salah-satu inovasi pembelajaran diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa karena model pembelajaran CTL menitik beratkan pada konstruktivisme anak,
penemuan, belajar berkelompok menuju pada kemandirian siswa.
Penggunaan
model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya
memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model
merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana
meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model
merupakan suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu
bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan
berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang
(Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).
Contextual Teaching
And Learning terdiri dari 7 komponen yaitu: 1) konstruktivisme (membangun), 2) inkuiri,
3) questioning, 4) masyarakat belajar, 5) pemodelan, 6) refleksi dan 7)
penilaian yang sebenarnya, dalam penerapan pengajaran yang dilakukan oleh guru
mesti mengupayakan agar semua bagian-bagian tersebut tercakup dalam proses
pembelajaran.
Prestasi belajar berasal dari kata
“prestasi” dan “belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai sedangkan
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian/ilmu (Depdiknas, 2011: 4).
Prestasi
belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik,
pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang
diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun
sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Metode
Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Semarapura Kelas IXH berjumlah 30 orang, laki-laki 14 orang, perempuan 16
orang, yang berlokasi di Jl
Dewi Sartika No 7 Semarapura. Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian
tindakan. Untuk penelitian ini
penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang disampaikan oleh Suharsimi
Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 74) seperti terlihat pada gambar berikut.
Diadopsi
dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 74)
Subjek penelitian ini adalah semua
siswa kelas IXH SMP Negeri 2 Semarapura. Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa
kelas IXH SMP Negeri 2 Semarapura setelah diterapkan model Contextual Teaching
And Learning dalam proses pembelajaran. Penelitian
ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 2016.
Untuk mengumpulkan data penelitian ini
digunakan tes prestasi belajar.
Metode yang digunakan untuk
menganalisis data hasil penelitian ini adalah metode deskriptif untuk data
kuantitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median,
modus, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik histogram. Dilanjutkan dengan
penyusunan tes prestasi belajar dengan kisi-kisi instrumennya. Mengingat indikator keberhasilan dalam
penelitian ini menggunakan KKM 78
pada mata pelajaran IPS, maka diusulkan
tingkat keberhasilan pada siklus I mencapai nilai 76,50 dan pada siklus II mencapai nilai 78 atau lebih.
Hasil
Rendahnya
prestasi belajar siswa dengan rata-rata 60,67 telah disampaikan pada latar
belakang. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: a) cara
pengajaran guru masih konvensional, guru masih mendominasi pembelajaran
sehingga peserta didik lebih banyak menunggu. Sedangkan yang diharapkan dalam
pembelajaran adalah agar siswa yang aktif mencaritemukan masalah yang
dipelajari; b) siswa tidak terbiasa untuk berusaha sendiri; c) materi yang
disajikan tidak ada pengembangan; e) rumusan tujuan belum tepat sesuai
kata-kata kerja operasional.
Pada perencanaan siklus I, peneliti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan metode Contextual
Teaching And Learning. Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas IXH yang
tertera pada latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang lebih
intensif. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal, sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke-5 bulan agustus 2016. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah
disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta
didik. Merancang skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan,
materi dan tingkat
perkembangan siswa. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah
disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang
tersedia, sistematikanya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti
perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai Permendiknas
No. 41 Tahun 2007.
Dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan melaksanakan tahapan
pembelajaran CTL yang terdapat dalam RPP, mengelola kelas dengan persiapan yang matang,
mengajar materi dengan benar sesuai perencanaan di RPP, memulai dengan pembukaan, pembelajaran inti,
pembelajaran penutup dan dilanjutkan dengan penilaian.
Pada hasil pengamatan siklus I peneliti
memberikan tes prestasi belajar berupa tes obyektif. Hasil tes prestasi belajar siswa berdasarkan
analisis kuantitatif prestasi belajar
siswa siklus I dapat ditampilkan sebagai berikut : rata-rata prestasi belajar 76,03, daya
Serap (DS) 76,03%, persentase
Ketuntasan Belajar (KB)
, Median (Titik Tengah) adalah 75 dan Modusnya 80.
Hasil analisis data dapat disajikan dalam grafik histogram berikut ini :
Keberhasilan
yang diperoleh siswa menunjukkan hasil
rata-rata 76,03. Dari data tersebut ada 17 orang siswa memperoleh nilai di
bawah KKM sehinga mereka dibina kembali dan ada 12 orang siswa memperoleh nilai di atas KKM. Peningkatan
nilai dari rata-rata awal 62,93 ke siklus I menjadi 76,03 tidak terlepas dari perencanaan, pelaksanaan
dan observasi yang telah dilaksanakan. Perencanaan yang dimulai dengan menyusun
RPP yang baik dan benar sesuai alur CTL dengan melihat kekurangan yang ada
sebelumnya, yaitu pembelajaran masih dilakukan secara konvensional, belum ada
upaya konstruktivisme dan inkuiri, belum mampu merumuskan tujuan yang tepat,
materi belum berhubungan dengan indikator. Dengan mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada barulah diupayakan menyusun kisi-kisi dan intrumen
penelitian yang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan mengikuti alur CTL
serta melakukan pengamatan terhadap semua perencanaan dan pelaksanaan sudah
diperoleh hasil sesuai harapan walaupun belum maksimal.
Perencanaan siklus I yang sudah matang, dengan
membuat RPP sesuai alur CTL lebih menuntun siswa mampu meningkatkan kemampuan
belajarnya. Pada saat pelaksanaan, peneliti telah mengupayakan agar alur CTL
berjalan sesuai harapan sehingga siswa betul belajar sesuai harapan model
pembelajaran ini. Kendala yang masih ada adalah pola siswa baru mulai
diupayakan belajar menggunakan model pembelajaran yang baru dimana para siswa
mulai dituntut menemukan sendiri, sedangkan model pembelajaran yang lama masih
sifatnya konvensional. Karena model ini baru mulai dicobakan, para siswa masih kaku,
pasif kurang respon terhadap pembelajaran.
Dengan melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, refleksi data
kuantitatif, maka untuk perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan
yaitu: Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan pembelajaran di
kelas dengan melihat jadwal penelitian
pada Bab III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus I
merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik
serta membuat instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang
dibuat seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang meliputi instrumen tes prestasi belajar. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai
jadwal, peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua
persiapan yang sudah dibuat. Terkait Contextual Teaching And Learning mulai
diupayakan dalam pembelajaran
Pada pembelajaran inti peneliti melaksanakan explorasi, elaborasi dan
konfirmasi dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk siap
menerima pembelajaran, dan terakhir peneliti melaksanakan penutupan
pembelajaran. Untuk pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi
bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena
kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lain-lain sudah
bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran. Dilanjutkan dengan melaksanakan pengamatan
berupa pemberian tes prestasi belajar. Dari hasil tes prestasi belajar siswa
pada siklus II dapat dianalisi melalui analisis kuantitatif sebagai berikut : rata-rata 81,72, daya Serap (DS) 81,72%, persentase Ketuntasan Belajar (KB) 86,21%, Median 80 dan Modus 80. Selanjutnya
setelah dihitung secara statistik dengan mencari banyak kelas, rentang kelas dan
panjang kelas interval yang disusun kedalam tabel frekwensi dapat disajikan
kedalam grafik histogram seperti berikut ini :
Gambar . Histogram Prestasi Belajar Siswa Kelas IXH Siklus 2
Nilai rata-rata yang
diperoleh pada siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I yaitu dari
76,03 menjadi 81,72. Dari data ini ditemukan 26 siswa ada mendapat nilai di atas KKM dan ada 3 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Siswa yang
memperoleh nilai di bawah rata-rata akhirnya dibina kembali, diberi
arahan-arahan, motivasi-motivasi, penguatan-penguatan agar mereka berupaya
lebih baik. Secara keseluruhan hasil yang didapat telah memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian sehingga tidak diterikan lagi ke siklus berikutnya.
Perencanaan siklus I
yang sudah matang, dengan membuat RPP sesuai alur CTL lebih menuntun siswa
mampu meningkatkan kemampuan belajarnya. Pada saat pelaksanaan, peneliti telah
mengupayakan agar alur CTL berjalan sesuai harapan sehingga siswa betul belajar
sesuai harapan model pembelajaran ini. Pengamatan/observasi juga sudah berjalan
sesuai harapan walaupun hasilnya belum memenuhi kriteria usulan penelitian
mengingat peneliti baru mulai menggunakan model pembelajaran yang baru.
Penelitian yang dilakukan pada siklus berikutnya
yaitu siklus II dimulai lagi dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Penilaian terhadap hasil perencanaan dapat disampaikan bahwa RPP yang
dibuat sudah sesuai dengan harapan model pembelajaran CTL. Ini bisa dilakukan
dengan baik karena peneliti sudah berpengalaman membuat RPP CTL sebelumnya
yaitu pada siklus I. Pelaksanaan yang sudah cukup mantap dapat dilakukan seuai
alur CTL yang tertera pada bagian teori, begitu juga observasi/pengamatan
berjalan sesuai harapan. Setelah direfleksi ternyata hasil yang diperoleh sudah
sesuai dengan usulan keberhasilan penelitian, sehingga dapat dinilai bahwa
pelaksanaan penelitian pada siklus II ini sudah cukup memuaskan.
Pembahasan
Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar 76,03 menunjukkan bahwa siswa setelah menguasai
materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna bila dibandingkan dengan
tes awal yang hanya mencapai 62,9. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan
siswa menguasai mata pelajaran IPS Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa
sesuai data yang sudah disampaikan dalam analisis sebelumnya. Hasil tes prestasi belajar di siklus I
telah menemukan efek utama bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Contextual
Teaching And Learning. Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode
pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (1989/1990) yang menyatakan bahwa
metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap
prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata
pelajaran IPS menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk penyelesaian
kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk
berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya,
berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada
bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa
berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat
memahami dan meresapi mata pelajaran IPS lebih jauh.
Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas
adalah prestasi belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan
sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian yang diusulkan pada mata
pelajaran IPS di sekolah ini yaitu 78. Oleh karenanya upaya perbaikan lebih
lanjut masih perlu diupayakan sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih
matang untuk siklus selanjutnya.
Hasil yang diperoleh
dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa
mencapai 81,72. Hasil ini menunjukkan
bahwa metode Contextual Teaching And Learning telah berhasil meningkatkan
kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Contextual Teaching And Learning
merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki
kemampuan berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas,
bertukar pikiran, berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk
memupuk kemampuan berbicara dihadapan orang banyak.
Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang diterapkan dalam proses
pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan
proses pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh
dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain seperti
yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada dasarnya menyatakan
bahwa metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
Mata pelajaran IPS menitikberatkan kajiannya pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai pedoman atas kemampuan siswa
baik pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan
terhadap hal ini, metode Contextual Teaching And Learning menempati tempat yang penting karena dapat
mengaktifkan siswa secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih
setengah siswa mendapat nilai di atas KKM yaitu sebanyak 25 orang, dan 4 siswa
memperoleh nilai dibawah KKM. Dari
perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan penggunaan metode Contextual Teaching And Learning.
Walaupun penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil, namun pada saat peneliti mengajar di kelas cara ini akan terus
dicobakan termasuk di kelas-kelas lain yang peneliti ajar.
Setelah dibandingkan nilai awal, nilai siklus I
dan nilai siklus II, terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata
nilai awal adalah 62,93 naik di siklus I
menjadi 76,03 dan di siklus II naik menjadi 81,72. Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata
karena kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang
dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan
khususnya di SMP Negeri 2 Semarapura. Hasil rekapitulasi perkembangan hasil
prestasi belajar siswa dapat disajikan kedalam tabel berikut ini :
Tabel Rekapitulasi
Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II
Variabel
|
Hasil Tes Awal
|
Hasil Tes Siklus I
|
Hasil Tes Siklus II
|
||||
Rata-rata
|
Kenaikan Rata-rata
|
% Kenaikan
|
Rata-rata
|
Kenaikan Rata-rata
|
% Kenaikan
|
||
Prestasi Belajar
|
62,93
|
76,03
|
13,1
|
20,82
|
81,72
|
5,69
|
7,48
|
Simpulan
Bertitik tolak dari pemicu rendahnya aktivitas
belajar dan prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti metode yang
digunakan guru, sehingga penggunaan atau penggantian metode konvensional
menjadi metode-metode yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya
peneliti mencoba metode Contextual Teaching And Learning dalam upaya untuk
dapat memecahkan permasalahan yang ada.
Bertumpu pada
rendahnya prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang masalah,
penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning diupayakan untuk
dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yang untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar.
Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada
akhir analisis. Berdasar pada semua data yang telah disampaikan tersebut.
Tujuan penelitian yang disampaikan di atas dapat
dicapai dengan bukti siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM semakin
berkurang, rata-rata prestasi belajar siswa semakin meningkat dan kentuntasan
belajar siswa juga semakin bertambah. Dari
semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat
disampaikan bahwa model Contextual Teaching And Learning dapat memberi jawaban
yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai
adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal,
review, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana
trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.
Kesimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
dalam mata pelajaran IPS, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : dalam
melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS, penggunaan metode Contextual
Teaching And Learning semestinya menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada
mengingat metode ini telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi,
bertindak aktif, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya,
berdiskusi, berargumentasi dan lain-lain. Walaupun
penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model Contextual Teaching
And Learning dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sudah pasti
dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dilakukan, oleh
karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti topik yang sama untuk
meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi
peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil
penelitian.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono;
Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum
2004. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan,
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Contextual Teaching And Learning.
Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2011. Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan Penjaminan Mutu Pendidik.
Depdiknas. 1999. Pengelolaan Pengujian Bagi Guru Mata
Pelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
INTEN, I Gede. 2004. Pengaruh Model
Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKN dan
Sejarah Pada Siswa Kelas II SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis.
Singaraja. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007. Jakarta: Depdiknas.
Supardi, 2005. Pengembangan Profesi
dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.
Suhardjono. 2010. Pertanyaan dan
Jawaban di Sekitar Penelitian Tindakan Kelas & Tindakan Sekolah.
Malang: Cakrawala Indonesia.
Sukidin, Basrowi, Suranto.
2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.
Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media.
Posting Komentar